Contenus – Beberapa program monumental RGO303 dicoba mahasiswa KKN- PPM UGM dikala melaksanakan dedikasi warga di Raja Ampat. Tidak hanya menanam 100 Tumbuhan Mangrove di Pantai Tepi laut Area Teluk Mayalibit, Kabupaten Raja Ampat, mereka melaksanakan pengibaran bendera Merah Putih di dasar laut Raja Ampat dalam bagan memeringati HUT ke- 78 Kebebasan RI, serta mengadakan Pergelaran Adat Teluk Mayalibit berjudul Sa Papua, Sa Cinta Adat.
Buat aktivitas penanaman mangrove dicoba mahasiswa KKN- PPM UGM di 2 area ialah Desa Warsambin serta Desa Mumes. Penanaman Mangrove mengaitkan 30 orang mahasiswa bersama warga serta biro terpaut semacam Biro Area Hidup serta Kehutanan.
Penanaman mangrove dicoba selaku usaha pelestarian dalam optimalisasi eksploitasi pangkal energi alam lokal di area Teluk Mayalibit. Diharapkan dengan penanaman tumbuhan ini bisa bawa khasiat dalam melindungi ekosistem perairan antara pantai serta laut yang terdapat di Desa Mumes serta Warsambin sebab kedua area ditaksir mempunyai kemampuan besar di aspek pariwisata.
“ Penanaman ini selaku usaha buat kelestarian mangrove di desa Warsambin yang dikala ini jumlahnya telah mulai menurun. Kita berambisi dengan tumbuhan mangrove ini bisa tingkatkan turis yang bertamu serta dapat digunakan angkatan sampai anak cucu esok”,” cakap Jihan berlaku seperti penjamin jawab program penanaman mangrove, KKN sub- unit Warsambin.
Jihan menarangkan saat sebelum melaksanakan aktivitas penanaman, sebagian badan regu KKN- PPM UGM wajib turun dengan cara langsung buat berlatih menanam serta mengutip benih mangrove di Pulau Friwen, Waigeo Selatan. Perihal itu dicoba sebab warga di Pulau Friwen, Waigeo Selatan telah terbiasa serta sudah bersinergi dengan Tubuh Restorasi Gambut serta Mangrove( BRGM) dan Departemen Area Hidup serta Kehutanan( KLHK) dalam melaksanakan aktivitas pelanggengan mangrove.
“ Buat mengutip 100 benih mangrove, regu KKN- PPM UGM butuh menapaki laut memakai perahu motor dengan durasi tempuh kurang lebih 2- 3 jam. Ketersediaan 100 benih mangrove di pulau Friwen merupakan hasil dari kegiatan serupa antara mahasiswa KKN dengan Golongan Bercocok tanam Mangrove Desa Friwen,” ucapnya.
Sebaliknya buat pengibaran bendera Merah Putih di dasar laut Raja Ampat dicoba Regu KKN PPM UGM selaku wujud aktivitas istimewa serta berlainan dalam bagan memeringati HUT ke- 78 Kebebasan Republik Indonesia. Aktivitas ini ialah pengalaman awal mahasiswa KKN- PPM UGM Raja Ampat dalam memeringati HUT Republik Indonesia.
“ Pengalaman ini aku rasa tidak hendak terabaikan serta amat berlega hati dapat melaksanakan pengibaran serta merasakan diving di laut Raja Ampat,” cakap Salma mahasiswa KKN- PPM UGM. Salma mengatakan pengibaran bendera dicoba pada hari Jumat( 4 atau 8). Dimulai dengan ekspedisi dari dusun Mumes mengarah Waisai dilanjutkan ekspedisi laut memakai longboat ke Pulau Saonek. Pengibaran bendera dasar laut dicoba menjelang petang hari dengan didampingi Rudi, seseorang Dive Ahli lokal di Raja Ampat.
Salma meningkatkan pengibaran bendera bisa dicoba dengan bagus walaupun arus di dalam laut lumayan kencang. Dikala pengibaran, Regu KKN_PPM luang melaksanakan senang dive sesaat, serta di dalam laut mereka mendapati bermacam binatang serta belukar laut yang beraneka ragam.
“ Terdapat anemon laut, hard coral serta soft coral, binatang laut, sampai menciptakan sebagian schooling fish. Cinta pengibaran serta fundive yang dicoba tidak dapat lambat- laun sebab mengenang durasi yang telah petang serta arus terus menjadi kokoh,” dempak Salma menarangkan.
Selaku penutup susunan 50 hari dedikasi di Area Teluk Mayalibit, mahasiswa KKN- PPM UGM mengadakan Pergelaran Adat Teluk Mayalibit dengan berjudul“ Sa Papua, Sa Cinta Adat”. Tujuan penajaan pergelaran ini buat menghidupkan balik adat yang sudah lama lenyap di tengah warga Raja Ampat.
Adat yang diartikan spesialnya adat gaya tari adat papua. Pergelaran mengangkat pementasan gaya tari dari 4 desa besar yang terdapat di Area Teluk Mayalibit ialah Desa Warsambin, Mumes, Lapintol, serta Kali Tokodan. Dimulai dengan pawai oleh kanak- kanak dengan menggunakan pakaian adat Papua dan diiringi oleh seruling tambur oleh anak muda setempat.
Pergelaran Slot303 dihadiri serta dibuka oleh Delegasi Bupati Raja Ampat, Orideko Burdam, dengan memukul tifa serta desiran triton. Delegasi Bupati mengapresiasi penobatan yang dicoba oleh mahasiswa KKN- PPM UGM buat menghidupkan balik adat serta adat istiadat warga.
“ Pembangunan Raja Ampat sendiri berdiri pada pangkal adat serta adat- istiadat yang kokoh, ialah mengangkut kemampuan serta kebajikan lokal semacam adat adat buat menanggapi tantangan pabrik darmawisata, dimana tidak cuma memercayakan aspek keelokan alam, tetapi pula kreatifitas serta keramahan warga Raja Ampat,” tutur Orideko Burdam.
Gaya tari yang dipertunjukan dalam pergelaran berbentuk gaya tari asli masyarakat setempat( Kaum Maya) ataupun gaya tari papua semacam Yosim Pancar, Pangkur Bertam, serta Tumbello. Pergelaran ditutup dengan gaya tari Yosim Pancar yang mengajak Delegasi Bupati serta warga berajojing bersama.“ Kita seluruh berambisi supaya pergelaran adat ini jadi pintu gapura kembalinya adat warga Raja Ampat,” minta Orideko Burdam.